Selasa, 18 Agustus 2009

EVOLUSI

TEORI EVOLUSI DAN AGAMA

Pendahuluan

Sejak dahulu kala manusia selalu mempertanyakan asal-usul kehidupan dan dirinya. Jawaban sementara atas pertanyaan tersebut ada tiga altenatif, yaitu penciptaan, transformasi, atau evolusi biologi.

Definisi evolusi biologi bermacam-macam tergantung dari aspek biologi yang dikaji. Beberapa definisi yang umum dijumpai di buku-buku biologi, antara lain: evolusi pada makhluk hidup adalah perubahan-perubahan yang dialami makhluk hidup secara perlahan-lahan dalam kurun waktu yang lama dan diturunkan, sehingga lama kelamaan dapat terbentuk spesies baru: evolusi adalah perubahan frekuensi gen pada populasi dari masa ke masa; dan evolusi adalah perubahan karakter adaptif pada populasi dari masa ke masa. Evolusi telah mempersatukan semua cabang ilmu biologi.

Idea tentang terjadinya evolusi biologis sudah lama menjadi pemikiran manusia. Namun, di antara berbagai teori evolusi yang pernah diusulkan, nampaknya teori evolusi oleh Darwin yang paling berpengaruh. Darwin (1858) mengajukan 2 teori pokok yaitu spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies yang hidup sebelumnya, dan evolusi terjadi melalui seleksi alam. Perkembangan tentang teori evolusi sangat menarik untuk diikuti. Darwin berpendapat bahwa berdasarkan pola evolusi bersifat gradual, berdasarkan arah adaptasinya bersifat divergen dan berdasarkan hasilnya sendiri selalu dimulai terbentuknya varian baru.

Dalam perkembangannya teori evolusi, Darwin mendapat tantangan (terutama dari golongan agama, dan yang menganut paham teori penciptaan (Universal Creation) dan juga dukungan dan pengembangan. Jadi, teori evolusi itu sendiri juga berevolusi sehingga teori evolusi biologis yang sekarang kita kenal dengan label “Neo Darwinian” dan “Modern Sintesis”, bukanlah murni seperti yang diusulkan oleh Darwin. Berbagai istilah di bawah ini merupakan hasil pengembangan yang mencerminkan pergulatan pemikiran dan argumentasi ilmiah seputar teori evolusi: berdasarkan kecepatan evolusi (evolusi quasi dan evolusi quantum); berdasarkan polanya (evolusi gradual, evolusi punctual, dan evolusi saltasi) dan berdasarkan skala produknya (evolusi makro dan evolusi mikro).

Tanggapan ahli lain terhadap teori Darwin adalah:

a. Mendapat tantangan terutama dari golongan agama, dan yang menganut paham teori penciptaan (Universal Creation).

b. Mendapat pembelaan dari penganut Darwin antara lain, Yoseph Hooker dan Thomas Henry Huxley (1825-1895).

c. Mendapat kritik dan pengkayaan dari banyak ahli antara lain Morgan (1915), Fisher (1930), Dobzhansky (1937), Goldschmidt (1940) dan Mayr (1942).

Dengan berbagai perkembangan dalam ilmu biologi, khususnya genetika maka kemudian Teori Evolusi Darwin diperkaya. Seleksi alam tidak lagi menjadi satu-satunya agen penyebab terjadinya evolusi, melainkan ada tambahan faktor-faktor penyebab lain yaitu: mutasi, aliran gen, dan genetic drift. Oleh karenanya teori evolusi yang sekarang kita kenal disebut Neo-Darwinian atau Modern Systhesis.

Secara singkat, proses evolusi oleh seleksi alam (Neo Darwinian) terjadi karena adanya:

a. Perubahan frekuensi gen dari satu generasi ke generasi berikutnya.

b. Perubahan dan genotype yang terakumulasi seiring berjalannya waktu.

c. Produksi varian baru melalui pada materi genetic yang diturunkan (DNA/RNA).

d. Kompetisi antar individu karena keberadaan besaran individu melebihi sumber daya lingkungan tidak cukup untuk menyokongnya.

e. Generasi berikut mewarisi “kombinasi gen yang sukses” dari individu fertile (dan beruntung) yang masih dapat bertahan hidup dari kompetisi.


Implikasi Teori Evolusi Darwin

1. Asal Usul Spesies

Teori utama Darwin bahwa spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies lain yang hidup di masa lampau dan bila diurut lebih lanjut semua spesies makhluk hidup diturunkan dari nenek moyang umum yang sama. Seperti yang juga diperkirakan oleh Darwin. Teorinya akan ditentang banyak pihak. Para penentang teori ini dikategorikan dalam tiga kelompok utama:

a. Kelompok yang berpendapat bahwa teori Darwin tersebut tidak cukup “ilmiah”.

b. Kelompok “Creationist” yang berpendapat bahwa masing-masing spesies diciptakan khusus oleh yang Maha Kuasa untuk tujuan tertentu.

c. Kelompok penganut filsafat “idealist” yang berpendapat bahwa spesies tidak berubah. Variasi yang ada merupakan tiruan tidak sempurna dari pola umum “archetypes”.

Untuk para penentangnya dari dua kelompok pertama di atas Darwin cukup menandaskan bahwa keajaiban-keajaiban atau intervensi dari kekuatan supranatural dalam pembentukan spesies adalah tidak ilmiah. Dalam menanggapi kelompok Idealist (seperti Owen dan Lois Agassiz) Darwin mampu menangkis dengan baik. Pada Origin edisi pertama, Darwin (1959) di halaman 435, menyimpulkan bahwa penjelasan Owen pada masalah archetype adalah “interesting” dan “unity of type”nya merupakan “hukum” biologi yang penting. Kemudian setelah Owen lebih keras lagi menentang teorinya. Darwin pada edisi berikutnya menambahkan “…tetapi itu bukan penjelasan ilmiah”. Menurut Darwin penjelasan tentang “homologi” dan “unity of types” terkait dengan nenek moyang adalah ilmiah, sementara penjelasan terkait dengan archetype tidak ilmiah. Oleh karena Darwin memandang masalah ini sebagai proses, sementara konsep archetype adalah timeless. Secara umum Darwin adalah penganut paham Materialisme.

Agama Dan Teori Evolusi

Menurut agama Islam, Nasrani, dan Yahudi, bahwa manusia pertama yaitu Adam yang kemudian menurunkan semua manusia di atas muka bumi sekarang ini di ciptakan Allah dari tanah. Firman Allah dalam Al-Qur’an surat As-Sajadah ayat 7,8,dan 9 menegaskan penciptaan manusia dari tanah. Ilmu biologi juga menerangkan bahwa tiap-tiap bagian dari tubuh makhluk hidup berasal dari tanah.

Dengan teori evolusi yang diterima para ilmuwan sebagai suatu penjelasan tentang kemungkinan terjadinya manusia. Pertanyaannya adalah dimanakah letak adam dalam deretan evolusi makhluk-makhluk hidup itu?

Menurut agama Yahudi, Nasrani dan Islam, maka Adamlah nenek moyang semua manusia dimuka bumi sekarang ini. Dari ajaran agama (periksa Alquran surah Al-Baqarah ayat 31-33) kita dapat mengetahui bahwa yang dimaksud dengan adam itu adalah makhluk yang sudah dapat berfikir taraf konsepsi, mempunyai kemampuan untuk berfikir abstrak, serta memiliki bahasa. Dengan Adam dan keturunannya dimaksud juga makhluk manusia yang sadar akan dirinya, dapat dibebani pertanggungan moral dan spiritual hal ini mana kal;a dihubungkan dengan teori evolusi biologis akan tercapai kalau makhluk dalam perikembangan evolusinya mencapai tingkatan homo sapiens atau manusia berakal.

Biologi menggolongkan makhluk hidup atas jenis-jenis. Pengertian jenis adalah ciptaan pikiran manusia yaitu menunjukan sejumlah individu yang mempunyai ciri-ciri morfologis yang sama dan mereka dapat kawin sesamanya untuk menghasilkan keturunan yang normal. Begitulah dimuka bumi ini ada manusia yang diperkirakan terjadi sejak 50.0000 tahun yang lalu yang mempunyai ciri-ciri disebut jenis sapiens (berakal), sehingga makhluk demikian diberi nama Homo Sapiens. Semua manusia dijaman ini dari suku, bangsa atau Negara manapun dengan kebudayaan dan agama apapun berasal dari satu jenis yaitu homo sapiens.

Proses evolusi yang kemudian berjalan terus pada homo sapiens itu terutama mengenai evolusi psycho-socialnya. Kemudian sampailah kita pada taraf membandingkan Adan dengan Homo Sapiens. Agama tidak mengenal istilah homo sapiens dalam kitab sucinya sebab istilah ini memang baru muncul dalam abad 18 hasil pikiran manusia untuk diberikan kepada manusia tertentu dalam pembicaraan ilmiah. Adam adalah nama yang diberikan kepada manusia pertama yang dicipatakan oleh Tuhan. Kemudian menurunkan semua manusia dijaman ini.

Teori evolusi biologis mencoba menjelaskan bahwa dalam perkembangan evolusi makhluk-makhluk hidup pada suatu ketika tercapai tingkat mahkluk hidup yang mempunyai ciri-ciri seperti yang dimiliki adam. Makhluk hidup yang demikian oleh ilmu pengetahuan diberi nama Homo Sapiens. Jadi dapat diartikan bahwa Adam adalah Homo Sapiems yang pertama dan semua manusia di zaman ini dapat disebut keturunan adam atau homo sapiens.


Islam Dan Teori Darwin

Secara ilmiah teori evolusi Darwin utama belum dapat dikatakan runtuh, karena sebelum ditemukan bukti-bukti empiris yang bertentangan dengan kesimpulan teori tersebut, maka pernyataan dalam teori itu masih dianggap benar. Akan tetapi sampai saat ini banyak kalangan masih meragukan kebenaran teori itu terutama dari kalangan agama.

Saat ini Indonesia kebanjiran buku-buku Islam yang diproduksi Dr. Harun Yahya yang “menyerang” teori Darwin. Dari segi teologis ada kekuatiran bahwa teori Darwin akan mengusir Tuhan dari kehidupan, namun Haidar Bagir, pakar filsafat Islam, tidak sepenuhnya sependapat dengan Harun Yahya. Bagir (2003) menanggapinya dengan mengatakan “Sikap kita terhadap keyakinan Darwinian mengenai sifat kebetulan dan materialistic asal-usul kehidupan yang terkandung dalam teori itu sudah jelas. Kita menolaknya. Tidak demikian halnya dengan kesimpulan utama teori ini mengenai sifat-sifat evolusioner kehidupan. Karena betapapun demikian, tetap saja Tuhan bisa dipercayai sebagai Dzat di balik semua gerakan evolusi itu…”. Tentang prinsip survival of the littest, Bagir justru membenarkannya dan kita harus mengambil hikmahnya, karena hal itu sesuai dengan kenyataan sehari-hari dan didukung oleh tidak bertentangan dengan kandungan Alqur’an.


PENUTUP

Kita mengetahui bahwa suatu teori berbeda dengan hokum yang dapat dipastikan atau diuji kebenarannya. Teori evlusi biologis adalah suatu usaha untuk menjelaskan timbulnya makhluk-makhluk hidup di muka bumi ini dengan mengemukakan beberapa alasan, sekalipun alasan-alasan ini lebih banyak berupa petunjuk-petunjuk atau bukti-bukti yang tidak langsung.

Berlainan dengan agama dimana hal-hal yang sudah jelas diwahyukan Tuhan akan kita yakin sebagai kebenaran yang mutlak, maka hal-hal yang dikemukakan di dalam ilmu pengetahuan tetap terbuka kemungkinan untuk benar maupuin tidak benar, lebih-lebih kalau hal yang sedemikian itu dikemukakan dalam bentuk teori.

Di dalam dunia ilmu pengetahuab dewasa ini teori evolusi biologis diterima sebagai satu-satunya cara untuk menjelaskan terjadinya jenis-jenis makhluk hidup di muka bumi ini. Tidak dapatlah seseporang secara apriori menyatakan teori ini tidak benar, tanpa dapat menunjukkan cara yang lain untuk menjelaskan timbulnya makhluk-makhluk hidup tersebut yang dapat dimengerti dan diterima oleh orang-orang lain.

Haruslah juga diakui bahwa teori penciptaan khusus mempunyai kemungklinana juga untuk benar penciptaan khusus itu tidak pernah terjadi pada masa lalu. Hanya saja terhadap teori penciptaan khusus ini kalangan ilmu pengetahuan tidak bias menerimanya, teristimewa karena di dalamnya terkandung alasan yang tidak bias dimengerti oleh akal, sesuatu yang sebenarnya juga ada dikandung di dalam teori evolusi biologis dalam hal terjadinya makhluk hidup yang pertama di bumi dan juga perubahan-perubahan yang terarah, yang oleh Lecomte Du Nouy (1960).

Tanpa lebih lanjut mempertentangan kedua teori di atas dan dengan melihat kenyataan teori evolusi biologis tetap mempunyai kemungkinan untuk benar serta ditambah dengan kenyataan bahwa dewasa ini teori evolusi biologis diterima di kalangan ilmu pengetahuan, maka perlu dirumuskan beberapa hal yang dapat dipandang sebagai pendekatan teori evolusi biologis kepada penafsiran ajaran agama. Sebab bagi kita yang memperhatikan ilmu pengetahuan, maka perlu diruimuskan beberapa hal yang dapat dipandang sebagai pendekatan teori evolusi biologis kepada penafsiran ajaran agama. Sebab bagi kita yang memperhatikan ilmu pengetahuan dan meyakini kebenaran agama tidaklah mungkin mempunyai pendirian bahwa sesuatu yang benar itu sekaligus tidak benar juga.

Beberapa kesimpulan yang dapat dirumuskan dari uraian dalam bab-bab terdahulu adalah di bawah ini.

Dalam teori evolusi biologis dapat ditemukan pengakuan adanya Tuhan dan peranan Tuhan dalam penciptaan makhluk-mkhluk hidup yaitu bahwa Tuhan yang menjadikan makhluk hidup yang pertama di bumi dan juga Tuhan yang memungkinkan terjadinya perubahab-perubahan makhluk hidup yang justru kea rah tujuan yang tertentu samapi terjadinya keanekaragaman jenis makhluk sekarang ini termasuk dianataranya species manusia seperti kita ini.

Teori evolusi biologis tidak harus dianggap menentang ajaran agama, dengan mengingatkan bahwa cara Tuhan mencipatakan sesuatu tidak sama dengan cara yang mesti dapat dibayangkan oleh manusia.

Dalam perkembangannya, berbagai bentuk kontroversi terhadap teori evolusi telah ada sejak pertama kali teori ini dirumuskan oleh Charles Darwin. Dan pada saat ini banyak tanggapan yang muncul baik yang sifatnya mendukung maupun yang menolak teori evolusi itu sendiri dengan argumennya masing-masing. Namun pada akhirnya teori evolusi bukanlah suatu teori yang menentang ajaran agama karena sebagai manusia kita tidak dapat menjangkau bangaimana Tuhan Yang Maha Kuasa menciptakan Makhluk hidup di Bumi ini. Teori evolusi dan perkenbangannya hanya ingin menjelaskan bagaimana kehidupan di bumi ini terbentuk dengan penjelasan yang dapat diterima oleh logika. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa Charles Darwin telah membuka jalan pengetahuan bagi kita yang ada saat ini sehingga terjadilah perkembangan ilmu pengetahuan. Yang terpenting adalah bagaimana kita memahami konsep teori evolusi dan dari segi mana kita mengkaji. Percaya atau tidak itu adalah pilihan anda, namun sebuah pilihan haruslah memiliki alasan yang logis dan ilmiah.


DAFTAR PUSTAKA

Bambang Agus Suripto http://grelovejogja.wordpress.com/2007/12/03/teori-evolusi-charles-darwin/. 21 Mei 2009.

Widodo, 1992. Teori Evolusi Biologis. Ikip Malang.

1 komentar:

halo smuanya................setiap orang membutuhkan rekan dalam hidupnya, begitu pula dengan berbagai artikel saya yang membutuhkan saran, kritik, atau informasi lainnya dari teman2 smuanya.........
kalau bisa selipkan data pribadi anda.........!!!!!!!!!!